Do they really care or just want to know?

Paling malas menghadapi pertanyaan, "Kapan sidang?", "Kapan lulus?", "Sudah bekerja dimana?", "Mau lanjut S2 dimana?"
Kenapa tidak ditanggapi dengan "Wah, selamat ya sudah sarjana!", "Pasti senang sekali, selamat sudah membanggakan keluarga!" Atau ditanggapi dengan berdoa "Semoga segera mendapatkan apa yang kamu inginkan!". Komentar-komentar ini jauh lebih positif, suportif, dan menyenangkan untuk didengarkan.
Yang paling menyebalkan, adalah pertanyaan seperti ini "sudah dapat pekerjaan kan?" Kata "kan" nya itu lho, hih. Rasanya ingin menjawab "memangnya anak Ibu setelah lulus langsung dapat pekerjaan?"
Yaa yaa, maklumi saja.
Mereka tidak tahu perjuangan kita kok. Ngerjain skripsi butuh proses. Ambil data, olah data dan interpretasi butuh proses. Bahkan mengumpulkan niat duduk di depan laptop juga butuh waktu. Otak pun butuh waktu untuk memproses angka dan merangkai kata.
Mereka juga tidak tau kalau kita tiap hari buka jobstreet, kalibrr, linkedin, search di google "company" career. Apply at least 5 macam job tiap hari. Mereka tidak mengerti, kalau perusahaan perlu waktu untuk mereview resume. Mereka tidak tahu, kalau tes kerja bertahap-tahap bisa sampai 7. Mereka juga tidak tau kalau kamu sibuk tes ini itu, wawancara disini dan disitu.
Atau mungkin kamu mengincar perusahaan besar yang membutuhkan proses recruitment yang super lama, tapi masyarakat tak mau tau. Taunya setelah lulus ya bekerja!
Jadi harus bagaimana? Diem aja. Senyum tabah tiap ditanya. Ditanya daftar S2 dimana, jawab saja "LSE tapi Anda yang bayar ya!" Atau kalau mau sopan, jawab "Doakan saja yang terbaik".
Ada juga yang bertanya "Kenapa tidak bikin usaha saja?". Nah ini pertanyaan yang membutuhkan jawaban panjang, menyangkut idealisme dan blah blah blah. Jawab saja "Iya, masih memikirkan mau usaha apa." Kalau diteruskan "kenapa tidak melanjutkan usaha yang ada?" Jawab saja "itu usaha orang tua, bukan usaha saya."
Bahkan pewaris perusahaan besar saja setelah lulus kuliah tidak langsung ditarik ke perusahaan keluarga, tapi bekerja dulu ditempat lain agar lebih matang. Tapi they don't really want to know.
Jadi, jawab saja dengan senyuman kalau tidak ingin menjawab dengan sarkasme.
Pertanyaan-pertanyaan itu akan terus muncul. Dan bakal bikin semakin stress kalau memikirkan perkataan orang.
Maybe they really care with you or just want to know. Jadi kalau bisa, kalau mood sedang baik, tanggapi dengan ramah. Nggrundel nya dalam hati saja.

Comments

  1. Sepertinya kita se-passion 😹 semangat mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halooo
      Semangat yaa menghadapi omongan orang hahah
      Masih belajar biar ngga terlalu mikirin omongan orang. Kalo kritik yang membangun boleh lah ya didengerin

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengalaman Seleksi Officer Development Program Bank Syariah Mandiri (ODP BSM) 2018

The dilemma of a 23 y o girl, with minimum wages, and a big dream.

Becoming Freelancer; Joining Upwork